Kamis, 12 November 2015

Abdiku Padamu

             Ada segurat tanya yang ingin ku tahu. Kata ibu, Negri ini teramat istimewa dengan pesona alamnya. Tapi, yang ku tahu hanya asap-asap yang mulai menyeruak, menutupi pandangan, menyesekkan dada. Dan itu hanya membuat langit menjadi kelabu, ibu! Membuat hujan enggan untuk singgah. Kemaraupun teramat panjang. Negri ini tak lagi hijau seperti kata ibu. Sangat gersang, dan memilukan. Menyedihkan!
            Lalu, siapa yang mau disalahkan untuk ini? tak ada. Dan yang tersisa kini, hanya puing-puing harapan yang menyebar di setiap dada anak bangsa. Gelora semangat itu masih ada. Selama raga dikandung badan. Selama merah putih berkibar. Abdi pada Negri yang ku sebut Indonesia, akan tetap membara.
            Aku hanya punya dua tangan. Keduanya ku ajari yang benar-benar. Bukan untuk melemparkan lumpur pada wajahmu. Tapi ia ku didik untuk dapat berbuat yang baik-baik. Berbuat untuk Negri ini, menjadi lebih baik. Demi abdiku padamu, Indonesiaku.


Tasikmalaya, 28 Oktober 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar