Ada
segurat tanya yang ingin ku tahu. Kata ibu, Negri ini teramat istimewa dengan
pesona alamnya. Tapi, yang ku tahu hanya asap-asap yang mulai menyeruak,
menutupi pandangan, menyesekkan dada. Dan itu hanya membuat langit menjadi
kelabu, ibu! Membuat hujan enggan untuk singgah. Kemaraupun teramat panjang.
Negri ini tak lagi hijau seperti kata ibu. Sangat gersang, dan memilukan.
Menyedihkan!
Lalu, siapa yang mau disalahkan
untuk ini? tak ada. Dan yang tersisa kini, hanya puing-puing harapan yang
menyebar di setiap dada anak bangsa. Gelora semangat itu masih ada. Selama raga
dikandung badan. Selama merah putih berkibar. Abdi pada Negri yang ku sebut
Indonesia, akan tetap membara.
Aku hanya punya dua tangan. Keduanya
ku ajari yang benar-benar. Bukan untuk melemparkan lumpur pada wajahmu. Tapi ia
ku didik untuk dapat berbuat yang baik-baik. Berbuat untuk Negri ini, menjadi
lebih baik. Demi abdiku padamu, Indonesiaku.
Tasikmalaya, 28
Oktober 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar