Bumi pernah
memanjakanku beberapa tahun yang lalu. Dengan pesona alamnya yang indah. Menyapaku
dengan udaranya segar, dengan semilir angin yang selalu menggoda. Kata ayah,
bumiku sangatlah kaya dan jaya. Beraneka hewan hidup di bumiku. Bumiku selalu
hijau dengan aneka warna yang meghiasi. Merah. Kuning. Hijau. Biru.
Sekarang, bumiku
terluka. Ia kelabu. Kabut asap menyelimutinya. Tak ada lagi udara segar yang
tersisa. Semua makhluk menjerit. Mereka merintih dalam ketakutan pada bumi. Ini
salah siapa? Bumiku menangis, namun tak membuat hujan datang. Keadaan semakin
buruk. Sangat buruk sekali!
Dalam rintihan
bumi, masih ada cinta di sini. Cinta untuk bumi. Cinta dari sang nurani.
Percayalah, kau tak akan mati bumi! Selama ada cinta di hati ini. di hati
manusia yang berbudi. Menghijaukanmu kembali. Hingga hijau dan lestari.
Tasikmalaya, 29 Oktober 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar