Senin, 03 Agustus 2015

Paradoks Kalbu (2)


Aku masih bungkam
Kala erosi rindu mulai mengusik jiwaku
Entah radiasi apa, yang menarik partikel itu datang

Sungguh, nostalgia indah yang kau ukir,
Merubah segalanya.
Kelabu dalam hidupku,
Kini bermetafosis menjadi penuh warna
Lebih indah dari yang sempat aku bayangkan
Andai masa itu bisa ku ulang kembali

Kau tau? Senyum itu masih menjadi klise dalam benakku
Rindu ini berbaur abstrak dengan amorku
Semakin kental, dan tak sempat ku tepis jauh

Diri ini tak bisa membantah
Nuraniku telah menemukan pilihannya
Lisan ini turut bergumam,
Bahwasannya, amor ini tak akan pernah mati
Tapi akan terus tumbuh, percayalah:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar