Sabtu, 02 Desember 2017

Menjadi Produktif yang Lillah

source : google
“Demi masa, sesungguhnya manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal sholeh, dan yang saling menasehati kepada kebenaran dan kesabaran” (Q.S Al-‘Asr 1 – 3)
            Dari surat diatas sudah jelas bahwasannya kita termasuk orang-orang yang merugi, kecuali kita telah beriman dan beramal sholeh serta saling mengingatkan pada kebaikan dan kesabaran, itu pun jika kita ingat untuk beramal sholeh. Apakah pernah terlintas dalam benak, bahwa setiap pekerjaan yang kita lakukan itu hanya ‘sia-sia’ belaka? Kenapa hanya ‘sia-sia’ ? karena apa yang kita lakukan semata-mata hanya untuk mengejar hal-hal yang bersifat duniawi, mengejar materi yang jelas sifatnya hanya sementara. Itulah mengapa banyak orang yang hidup berkecukupan tapi merasa tidak bahagia, itulah mengapa banyak sekali orang yang sibuk dengan pekerjaanya tapi tidak pernah puas dengan hasil yang didapatkanya. Itulah mengapa banyak orang kaya tapi sakit-sakitan. Bukankah itu hal-hal yang ‘merugikan’? ketika orang-orang diluar sana belomba-lomba untuk berhijrah, mencari ridho Allah dengan mengorbankan sebagian waktunya untuk berbuat kebaikan dan memberi perubahan untuk orang-orang di sekelilingnya, lalu kita hanya sekedar berpangku tangan disini tanpa berkontribusi sama sekali, merasa diri kita cukup sibuk untuk sekedar beribadah tepat waktu, merasa diri kita terlampau sibuk hingga tak sempat membaca ayat-ayat AL-Qur’an, tidak merasa rugikah kita?
            Padahal Allah SWT menyediakan waktu yang sama sebanyak 24 jam, tapi untuk berdialog dan memohon do’a kepada-Nya saja kita tak punya waktu? Lalu sebenarnya apa definisi ‘sibuk’ itu sendiri? Sebagai seorang mahasiswa, kadang kita terlalu mendewakan tugas, mengerjakannya hingga larut dan subuh pun tertinggal.  Sebenarnya siapa yang kita sebut ‘Tuhan’ ? bukankah Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Esa ? lantas mengapa kadang kita lebih takut denga bos ataupun dosen? Kita rela meninggalkan apa yang menjadi kewajiban kita sebagai hamba Allah agar tidak dimarahi dosen, apa itu yang disebut dengan beriman secara kaffah? Tentu tidak.
            Lalu bagaimana agar setiap yang kita lakukan tidak ‘sia-sia’ dan berujung pahala? Bagaimana membuat kesibukan kita bisa bermanfaat untuk orang lain? Bagaimana setiap langkah kaki kita selalu dihitung satu kebaikan oleh malaikat? Mari kita jawab satu persatu.
            Perbaharui Niat!
            ‘Setiap perbuatan yang kita lakukan adalah tergantung Niatnya’ kutipan ini sudah jelas bahwa segala hal yang kita lakukan tergantung apa yang kita niatkan, dan hasil yang kita dapatkan tergantung apa yang kita niatkan pula. Maka setiap pekerjaan ataupun kegiatan apapun yang selama hal tersebut masih dalam koridor syar’i selalu niatkan untuk mencari ridho Allah SWT, dan jangan pernah sekali-kali berniat untuk mendapatkan pujian dari manusia. Karena segala sesuatu yang kita harapkan pada manusia, pasti akan selalu berujung dengan kecewa, apapun itu.
            Buat journal harian dan bulatkan tekad !
            Setelah memperbaharui niat, tahap selanjutnya adalah dengan mendata setiap kegiatan yang akan kita lakukakan, buat timing dari mulai kita bangun tidur hingga tidur lagi. Selalu bawa jam dan journal harian kemanapun kita pergi, dengan begitu kita bisa mengontrol seluruh kegiatan yang kita lakukan dengan mudah, dan tidak akan ada lagi waktu yang terbuang sia-sia karena diisi dengan hal-hal yang bersifat duniawi semata seperti nongkrong, bergosip ria dan hal tidak penting lainnya.
            Bergaulah dengan orang – orang yang sholeh.
            Mungkin poin yang ini cukup sulit, karena memungkinkan kita untuk beradaptasi dengan lingkungan yang kura familiar sebelumnya, akan ada canggung yang terasa. Tapi, bukankah seseorang itu dinilai dari dengan siapa ia bergaul? Lingkungan sangat berpengaruh sekali dengan sifat yang ada pada diri kita. Maka dari itu, kita perlu bergaul dengan orang-orang yang mempunyai tujuan yang sama, salah satunya ialah untuk mencapai Ridho Allah SWT, sehingga ketika kita merasa khilaf atau berbuat kesalahan  maka akan ada yang mengingatkannya. Bergaulah dengan siapa saja, tapi carilah mereka yang sesuai dengan ligkungan dan kepribadian kita.
            Keep Istiqomah !
            Poin yang tersulit dari yang lainnya adalah Istiqomah atau konsisten, dimana apa yang sudah kita rencanakan harus kita laksanakan dan pertahankan. Jangan sampai apa yang kita lakukan terkesan setengah-setengah. Perlahan tapi pasti. Untuk konsisten mungkin sulit diawal, tapi lama-kelamaan kita akan terbiasa dengan hal tesebut.
            Nah, poin-poin diatas tadi sudah menjelaskan secara mendetail, bagaimana seharusnya kita melakukakn pekerjaan atau apapun itu namanya dengan baik. Jangan sampai kesibukan kita malah menjauhkan kita dari apa yang seharusnya jadi kewajiban kita, selalu hargai waktu dan jangan berhenti menjadi orang yang belajar menjadi lebih baik. Tidak ada yang sempurna, tapi kita harus selalu berusaha menjadi yang terbaik setiap harinya dan jangan sampai termasuk kedalam orang-orang yang merugi.

            Karena sesungguhnya, pahala disisi Allah adalah ganjaran yang lebih baik dari pada materi yang kita dapatkan dari seluruh kegiatan dan pekerjaan yang kita lakukan selama ini. kita tetap menjadi muslim yang produktif tapi tetap lillah, dengan begitu dunia di dapat, akhiratpun juga di dapat. ()

Tidak ada komentar:

Posting Komentar