Sabtu, 02 Desember 2017

“ Menciptakan Generasi Unggul dengan Pola Pendidikan yang Menyenangkan “

A. Pendahuluan 
Latar Belakang Pendidikan adalah hal yang paling utama, dimana pengaruhnya sangat penting sekali dalam memajukan bidang-bidang yang lain seperti kesejahteraan, perekonomian, status sosial, moral, dan yang lainnya. Pendidikan yang baik akan menghasilkan generasi yang berkualitas dan lebih berkompeten dibandingkan dengan generasi yang tidak mendapatkan kualitas pendidikan yang baik. Faktanya orang yang mempunyai pendidikan yang baik lebih sejahtera hidupnya dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan pendidikan yang baik secara maksimal. Coba kita hitung berapa banyak angka kemiskinan saat ini? berapa banyak jiwa yang tidak bisa memperoleh pendidikan yang baik? Lalu apa sajakan alasan mengapa mereka tidak bisa mendapatkannya? Pertanyaan itu menjadi PR tersendiri bagi saya, dan saya sempat melakukan observasi mengapa banyak anak-anak yang masih putus sekolah padahal pemerintah sudah memberikan dana bantuan agar bisa sekolah dengan gratis, dan ternyata hal itu disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan untuk mereka kelak.
Opini – opini masyarakat di sebuah desa sekitar kampus saya tentang bagaimana pandangan mereka terhadap pendidikan itu sendiri cukup membuat saya terkejut, bagaimana tidak? Mereka beranggapan “Untuk apa anak saya sekolah tinggi? toh dia tidak akan jadi presiden”, ”Mending dia kerja, kalau kerja bisa dapat uang, sedang sekolah dia dapat apa? Hanya menambah kebutuhan pengeluaran saja!”, “Jangankan untuk membantu mengerjakan PR, saya sudah pusing dengan urusan rumah tangga sendiri”, “Gimana saya mau membantu dia mengerjakan PR? Saya aja hanya lulusan SD! Lagian kok soal anak SD sekarang susah-susah!’ dan berbagai macam opini lainnya. Lantas, apakah kita akan membiarkan opini-opini ini melekat pada diri masyarakat Indonesia? Tentu, tidak. Tak hanya itu saja, yang membuat miris adalah ketika sekolah tidak lagi menjadi tujuan mereka untuk menggapai cita-cita mereka saat ini, ketika sekolah tidak lagi menjadi tempat yang aman untuk mereka mendapatkan ilmu, dan ketika sekolah bukan lagi menjadi tempat yang menyenangkan untuk belajar. Ya, ada beberapa anak mogok dan tidak ingin bersekolah karena mereka kerap kali mendapatkan perilaku yang tidak menyenangkan seperti bullying, kekerasan dan yang lainnya. Masalah ini tentu tidak bisa disepelekan, dan sudah seharusnya mejadi evaluasi kita bersama.
Maka dari itu, kita harus segera mencari solusi terbaik untuk mengatasi permaslahan-permaslahan diatas, karena saya percaya bahwa pendidikan adalah akar dari banyaknya permasalahan yang terjadi di Indonesia saat ini. Pendidikan yang baik akan membentuk generasi yang baik pula. Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk menciptakan generasi unggul melalui pola pendidikan yang menyenangkan dan pendekatan sosial kepada masyarakat untuk menghapus opini yang menjadi kepercayaan mereka bahwa sebenarnya dengan pendidika yang baik, anak-anak bisa menjadi apapun yang mereka mau, bahkan menjadi suatu hal yang mungkin terdengar ‘mustahil’ untuk di realisasikan, dengan pendidikan yang baik pula mereka bisa mengangkat status sosial mereka menjadi kelas menengah, kelas menengah atas atau bahkan lebih dari itu. Karena pendidikan yang baik bukan soal gelar sarjana, bukan soal lulusan mana, dan bukan nanti akan kerja apa tapi lebih dari itu adalah pendidikan moral yang mana akan menghasilkan generasi yang berkarakter unggul yang mampu menciptakan perubahan besar bagi lingkungannya nanti. 
B. Isi 
Mengacu pada permasalahan-permasalahan pendidikan yang ada di Indonesia ini, hal pertama yang harus kita lakukakan adalah dengan mencari akar permasalahan atau benang merahnya, setelah kita menemukan akar dari masalah tersebut baru kita bisa mencari solusi terbaik untuk menyelesaikannya. Berdasarkan permasalahan yang ada, saya mendapatkan tiga akar masalah yaitu :
1. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan, khususnya pendidikan karakter.
2. Pola pendidikan di Indonesia dirasa belum maksimal dan terkesan membebankan anak didik.
 3. Lingkungan belajar yang tidak mendukung.
Tiga permasalahan di atas sekilas mungkin tidak tampak kompleks dan bukan hal yang rumit untuk diselesaikan, tapi jika dibiarkan akan berdampak besar dan pengaruhnya akan terjadi dalam skala yang continu. Lalu bagaimana cara menyelesaikannya? Mari kita uraikan satu per satu. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan, khususnya pendidikan karakter. Permasalahan yang satu ini cenderung dimiliki oleh masyarakat yang berada di pinggiran kota, masyarakat pesisir, masyarakat desa dan kalangan kelas pekerja ke bawah, lalu mengapa itu bisa terjadi? Hal itu dikarenakan kerasnya hidup membuat mereka berhenti untuk memiliki cita-cita dan ditambah dalam segi kualitas pendidikan yang mereka punya pun rendah, sehingga akhirnya mereka menarik suatu kesimpulan yang menciptakan suatu opini yang hampir seragam.
Mereka berfikir bahwa kesuksesan hanya didapat dengan kerja keras, padahal sebenarnya kerja keras saja tidak cukup untuk membuat mereka bertahan, apalagi di era globalisasi ini, dimana pengaruh budaya luar bisa masuk dengan leluasa sehingga menimbulkan suatu gaya hidup yang cenderung mengarah kepada perilaku konsumtif. Para masyarakat berfikir bahwa uang adalah segalanya dan untuk mendapatkan uang adalah dengan bekerja keras. Ya, uang memang penting tapi ada beberapa hal yang tidak bisa di beli dengan uang, termasuk pendidikan. Uang akan habis degan cepat, tapi ilmu pengetahuan tidak. Jadi apa yang harus dilakukan? Jawabannya adalah dengan cara melakukan pendekatan secara sosial kepada masayarakat dengan mengadakan sosialisasi secara bertahap dan continu di daerah sekitar sehingga para orangtua mau menyekolahkan anaknya sampai tingkat yang tinggi. Memberikan pemahaman pada mereka bahwasannya mereka tidak perlu khawatir akan biaya yang harus ditanggung, karena pemerintah sudah memfasilitasi berbagai macam bentuk beasiswa untuk anak-anak yang kurang mampu. Sosialisasi ini bisa dilakukan oleh kita sendiri, kita bisa terjun langsung ukauntuk meyakinkan bahwa pendidikan itu penting, dan tentunya tetap memperhatikan etika dalam pendekatannya.
 Pola pendidikan di Indonesia dirasa belum maksimal dan mengorbankan anak didik. Pola. pendidikan Indonesia kerap kali berubah-berubah, mulai dari perubahan sistem kurikulum, sistem ujian nasional, dan yang lainnya dimana hal itu dilakukan pemerintah sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia agar menjadi lebih baik dari tahun ketahun. Tapi, apakah pola pendidikan yang diterapkan sudah sesuai dengan kemampuan anak secara psikolgis atau malah menjadi beban tersendiri bagi mereka? Menurut opini saya sendiri, dengan melihat keadaan yang ada pola pendidikan di Indonesia cukup membuat mereka terbebani alih-alih membuat kualitas pendidikan mereka meningkat, justru malah membuat mereka uringa-uringan mengerjakan tugas sekolah yang ujung-ujungnya banyak dari anka sekolah lebih memilih bolos dan bermain ke rental PS. Setiap anak punya minat dan bakatnya masing-masing, kita tidak bisa menyama ratakan kemampuannya. Kita tidak bisa memberikan tolak ukur bahwa anak yang pintar itu adalah dia yang pintar dalam matematika, lantas anak yang mempunyai kepintaran dalam seni justru dianggap biasa saja. Ketika adanya suatu tolak ukur, maka anak-anak yang sebenarnya tidak memiliki kemampuan dalam bidang tersebut terpaksa harus mempelajarinya, dan ujung-ujungnya hal tersebut malah menjadi beban, karena melakukan hal yang memang tidak mereka sukai dan kuasai. Lalu bagaiamana seharusnya pola pendidikan yang baik? Menurut saya pribadi adalah dengan menciptakan suatu pola pendidikan yang dimana anak-anak belajar sesuai dengan minat dan bakat mereka masing-masing, mereka bebas memilih mau jadi apa mereka nanti, mereka juga dibebaskan untuk mengeksplore apa yang ingin mereka ketahui. Saya berfikir bahwa belajar sambil bermain apa salahanya? Dan dari sanalah saya berinsiatif ingin membuka suatu lembaga pendidikan formal dengan pola pendidikan yang berbeda, namun tetap memaksimalkan kualitas lulusan yang mempunyai karakter unggul dimana ketika mereka sudah lulus nanti, mereka siap terjun dimasyarakat, membangun lapangan pekerjaan mereka sendiri. Lingkungan belajar yang tidak mendukung. Lingkungan merupakan salah satu hal yang berpengaruh dalam tumbuh kembangnya seseorang, dimana setiap orang selalu mengharapkan lingkungan yang baik untuk ditinggali, begitu juga dalam bidang pendidikan sendiri. Akhir-akhir ini kerap terjadi kasus bullying dimana kasus ini terjadi dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tertinggi. Kasus ini tentu tidak bisa di anggap sebagai masalah kecil, karena kasus bullying bisa mengarah ke tindak kekerasan bahkan sampai menghilangkan nyawa seseorang. Maka dari itu pendidikan karakter sangat penting untuk membentuk suatu lingkungan pendidikan yang baik, dimana di era milineal ini pengaruh teknologi sangat besar sekali, sehingga dengan mudah anak-anak mampu membuka situs-situs yang tidak mendidik dan tidak sesuai dengan umurnya. Pengaruh internet pun lebih memberikan dampak negatif dari pada positifnya, sehingga pengawasa terhadap anak-anak dalam penggunaan gadget pun harus dimaksimalkan. Konten-konten acara di Televisipun sama halnya berpengaruh dalam perkembangan anak-anak, dimana anak-anak lebih menyukai tontonan yang bukan umurnya, tak heran beberapa kasus anak SD berpacaran di posting di sosial media yang sempat viral itu menjadi contoh bahwa pendidikan karakter sangatrendah sekali. Lalu bagaimana cara mengatasinya? Cara mengatasinya adalah dengan menumbuhkan minta baca buku dimana nanti mereka akan lebih menghabisakan waktunya dengan memabaca buku yang menambah pengetahuan mereka dari pada bermain gadget seharian, mengadakan sosialisasi secara berkesinambungan untuk mengarahkan anak-anak agar tidak terjerumus kepada perilaku bullying atau sejenisnya, Menanamkan nilai pancasila dalam dirinya dengan mengadakan acara sosial atau mengenalkan mereka kembali kepada permainan-permainan tradisional yang nyaris punah itu. Karena dengan begitu pelan-pelan akan tumbuh rasa saling memiliki satu sama lain dan tidak lagi ada kasus bullying di lingkungan sekolah pada umumnya.
C. Penutup 
Setiap masalah selalu ada solusi dan jalan keluarnya masing-masing, berinovasi tidak selalu harus membuat suatu penemuan baru, tapi bagaimana apa yang menjadi ide dari inovasi itu sendiri adalah dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada. Berinovasi tidak harus selalu tentang bagaimana kita membuat penemuan baru, tapi juga tentang bagaimana kita memperbaharui pola yang sudah ada menjadi lebih baik lagi dengan mengevaluasi letak kekurangannya dimana, lalu membuat suatu gagasan baru yang lebih baik lagi. Inovasi dalam bidang pendidikan juga sangat diperlukan guna menciptakan mutu pendidikan yang berkualitas, karena pendidikan adalah awal dari pembentukan generasi yang unggul kedepannya, maka dari setiap permasalahan – permasalahan yang ada saya memberikan solusi untuk kita kaji kedepannya dan tentunya hal ini pun menjadi PR bagi saya untuk merealisasikannya kelak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar