Senin, 03 Agustus 2015

#Letter Writting Competition Republika 2015



Tasikmalaya, 16 Juni 2015
Yth.
Bapak Presiden Indonesia
Ir. H. Joko Widodo
Di Istana Merdeka

Assalamu’alaikum Bapak Presidenku yang merupakan harapan pemimpin para generasi muda Indonesia.
Apa kabar, pak? Semoga bapak dan keluarga senantiasa dalam keadaan sehat walafiat serta selalu berada dalam lindungan Allah Yang Maha Esa. Perkenalkan saya Syauqiya Aina Salsabila, seorang pelajar yang bercita-cita tinggi untuk memajukan negri tercinta ini, dan kini saya tengah mengenyam pendidikan di sebuah pondok pesantren di Kota Santri. Dalam surat sederhana ini, tertuliskan rangkaian harapan-harapan terdalam saya untuk Indonesia yang lebih baik, karena saya percaya melalui tangan bapak, mimpi saya yang tak seberapa ini dapat terealisasikan sebagaimana mestinya. Dan mungkin, harapan-harapan yang saya sampaikan ini juga merupakan harapan para generasi  bangsa yang belum sempat tercurahkan.
Saya tak peduli tentang isu apapun yang berhubungan dengan kepemimpinan bapak yang banyak menimbulkan pro dan kontra itu. Saya hanya berharap dibawah kepemimpinan bapak saat ini, bapak mau peduli dengan nasib kebudayaan bangsa yang kini bagaikan kerakap tumbuh di atas batu, hidup segan dan mati tak mau. Banyak kesenian tradisional yang kini jarang di pentaskan dan terancam punah. Bahkan menurut artikel yang saya baca pun upaya revitalasi kesenian terhambat oleh pendanaan. Dan ini patut di pertanyakan, bukankah begitu pak? Seharusnya dana pemerintah tak hanya mengalir untuk kepentingan segelintir orang saja. Bahkan dana yang katanya untuk para masyarakat miskin, (maaf) justru mengalir pada kantong-kantong penjabat yang bergelimang harta. Apa yang saya sampaikan ini bukan hanya sekeadar opini saja, melainkan ini adalah fakta yang seharusnya menjadi evaluasi kita bersama, agar kedepannya masalah yang selalu  menjadi hal yang “lumrah” ini harus segera diberantas dan tak terjadi lagi di negri kita tercinta ini.  
Selain itu, faktor kebudayaan yang hampir punah ini disebabkan tidak adanya regenerasi, dan pelaku-pelakunya banyak yang mempunyai hambatan dan sudah meninggal dunia. Kondisi ini sangat mencemaskan untuk perkembangan kebudayaan kita kedepannya. Di daerah Jawa Barat saja, sedikitnya terdapat  43 jenis kesenian tradisional yang hampir punah. Dan yang baru dievitalasi hanya dua jenis kesenian saja, yaitu Gendang Gugun dan Angklung Badun. Pak, bukankah dalam Undang-undang  juga jelas tertera mengenai kebudayan bangsa kita ini, jika seandainya beragam budaya yang kita miliki, yang diwariskan oleh para nenek moyang kita harus lenyap begitu saja, lalu apa yang akan kita banggakan lagi dari Negara Indonesia yang katanya tanah surga ini? Bangga dengan para koruptornya? Bangga dengan para penganggurannya?  Tentu tidak, pak! Saya sebagai anak bangsa tidak bias membiarkan hal ini, karena saya peduli.
Pak, jika bapak berkenan, dalam surat sederhana ini, saya ingin sedikit berkisah tentang rasa bangga yang teramat sangat kepada keragaman budaya Indonesia saat saya melihat pentas seni tari yang ditampilkan oleh generasi muda dari Sabang sampai Merauke di acara PPSN (Perkemahan Pramuka Santri Nusantara) IV Kalimantan Selatan. Andai saja bapak disini, menyaksikan sendiri kebudayaan itu, saya yakin bapak mersakan apa yang saya rasakan ketika itu, decak kagum yang luar biasa akan kekayaan budaya yang nilainya sangat berharga. Namun, saya tak dapat berandai-andai terlalu banyak, karena kita hidup pada realitas, seburuk apapun realitas itu kita harus menerimanya. Namun, sungguh sangat disayangkan jika seandainya keragaman itu harus musnah. Padahal perkembangan seni tari tradisional kita telah masuk pada kancah Internasional. Meskipun ada beberapa kebudayaan kita yang diakui oleh beberapa Negara asing seperti Tari Pendet, Lagu Injit-injit Semut, Lagu Rasa Sayange dan lain sebagainya.
Maka besar harapan saya kepada bapak, untuk membangun banyak tempat-tempat khusus untuk melestarikan kebudayaan kita, menumbuhkan rasa cinta di hati para generasi  muda kita untuk mempelajari dan melestarikan kekayaan budaya negri kita yang mulai hilang. Semoga apa yang saya sampaikan pada bapak ini dapat diterima dan dipertimbangkan untuk kemajuan bangsa Indonesia. Karena maju-mundurnya kebudayaan kita atas kebijakan pemerintahnya.
Saya haturkan terimakasih dan mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila banyak kata yang menggores nurani bapak dalam surat ini.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Salam dari Putra Bangsa,
Yang selalu bercita luhur untuk negri



Syauqiya Aina Salsabila

Tidak ada komentar:

Posting Komentar