Rabu, 07 September 2016

Senja yang Tak Kembali


Kau tahu Ayah?
Aku selalu menunggumu di daun pintu,
Menanti-nanti kepulanganmu,
Berharap kau segera pulang seperti janji ibu.

Ayah, maafkan jika aku selalu membuatmu kesal
Aku tau kau lelah setelah jauh berkelana,
hingga kau tak pernah sempat mendengar ceritaku.
Aku mengerti tentang kejenuhanmu,
hingga kau enggan mengisahkan petualanganmu seperti dulu.

Tapi, bolehkah aku meminta satu jam mu,
untuk sekedar melihat senja di pantai sebrang yang tak pernah membiru?
Seperti waktu dulu,
Ketika kau mengenggam erat tanganku, lalu berkata :
“Tetaplah menjadi senja kesayangan Ayah dengan warnanya yang menawan”

Sayangnya,
Ayah tak pernah kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar