Kau tahu Ayah?
Aku selalu menunggumu di daun pintu,
Menanti-nanti kepulanganmu,
Berharap kau segera pulang seperti janji
ibu.
Ayah, maafkan jika aku selalu membuatmu
kesal
Aku tau kau lelah setelah jauh
berkelana,
hingga kau tak pernah sempat mendengar
ceritaku.
Aku mengerti tentang kejenuhanmu,
hingga kau enggan mengisahkan
petualanganmu seperti dulu.
Tapi, bolehkah aku meminta satu jam mu,
untuk sekedar melihat senja di pantai
sebrang yang tak pernah membiru?
Seperti waktu dulu,
Ketika kau mengenggam erat tanganku,
lalu berkata :
“Tetaplah menjadi senja kesayangan Ayah
dengan warnanya yang menawan”
Sayangnya,
Ayah tak pernah kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar