Selasa, 16 Juni 2015

Paradoks Kalbu

Aku mulai mengeja masa
Yang tak ingin berdamai denganku
Raut sendu tak pernah lepas mengiringi.

Jejak-jejak kematian ibu,
Selalu menjadi mimpi buruk dalam lelapku.

Jiwa yang kosong ini terpelanting jauh
Menuju tempat entah-berantah
Aku sepi dalam gelap
Dan tak akan ku temukan senyuman
Penentram hati, dalam ketakutan ini.

Ku fikir, dengan seiring berjalannya masa
Aku akan melupakan nostalgia kusam itu
Hidup bahagia tanpa ibu.
Tapi nyatanya, untuk berdiri saja aku tak mampu
Karena duka telah merajaiku

Bersama setumpuk sesalku atas kepergiannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar